13+ Kata-Kata Jorok Bahasa Minang & Artinya

· 3 min read
Kata-kata jorok bahasa minang

Sebelum membaca artikel mengenai Kata-Kata Jorok Bahasa Minang dan artinya di bawah ini, pastikan dulu bahwa kamu hanya penasaran, bukan ingin menggunakannya sebagai hujatan bagi orang-orang yang tidak mengerti.

Setiap daerah memiliki kata-kata kotor yang berbeda, meskipun tujuannya sama, yakni sebagai ungkapan atau luapan emosi terhadap seseorang, atau suatu hal yang terjadi dan menimpanya.

Begitu juga dengan orang Minang, ada beberapa Kata-kata Jorok bahasa Padang yang menggambarkan tingkat emosi mereka. Ada yang benar-benar kasar, sedang bahkan terkesan biasa saja.

Beberapa Kata-Kata Jorok Bahasa Minang dan Artinya

Dalam melampiaskan emosi, orang Minang maupun suku lainnya tidak jarang meluapkannya melalui kata-kata, misalnya melalui nama hewan, ataupun suku kata yang khusus.

Nah, berikut ini adalah beberapa Kalimat Kasar bahasa Minang yang harus kamu ketahui. Jangan pernah gunakan untuk menghujat orang lain ya, apalagi mereka yang tidak mengerti artinya.

Ungkapan Emosi Menggunakan Nama Hewan

Kata kata jorok bahasa padang
Source : Banjarmasin.tribunnews.com

Tidak ubahnya seperti bahasa Indonesia atau bahasa Tradisional di berbagai daerah, menggunakan nama-nama hewan dalam mengungkapkan kemarahan kepada seseorang adalah hal yang lumrah.

Begitu pula dalam bahasa Minang. Selain itu, objek hewan yang namanya disebut juga pasti semuanya sama. Nah, contoh kalimat emosi bahasa Minang dengan kenggunakan nama binatang adalah sebagai berikut :

“Anjiang lah paja ko, ndak tau diri saketekpun!”
(Anjing lah anak ini, gak tau diri sedikitpun)

“Pakai lah utak ang tu baruak, jan kalamak dek ang se!”
(Pakai lah otakmu itu, monyet, jangan sesuka hati saja)

“Antok lah ang babi, jan banyak juo kecek ang lai!”
(Diam aja lah kau babi, jangan banyak omong).

“Oi Landeh, manga juo ang di siko lai, bakirok lah ang lai!”
(Woi babi, ngapain juga lagi kamu di sini, pergi lah jauh-jauh).

Penjelasan :

Kata-kata jorok bahasa Minang yang menggunakan nama-nama hewan, biasanya dipakai ketika seseorang sedang marah besar terhadap orang lain, bukan kepada keadaan, benda atau penyebab tertentu.

Beberapa kata yang memiliki makna tertentu dari ungkapan-ungkapan di atas diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Paja = Dalam bahasa Minang, arti “Paja” adalah “anak”, yang dipakai ketika menyebutkan satu atau segerombolan orang yang usianya lebih muda dari orang yang membicarakannya.
  • Landeh = Di daerah tertentu di Provinsi Sumatera Barat, arti “Landeh” sama dengan “Babi”.
  • Bakirok = Sedangkan “Bakirok” artinya adalah “Pergi / pindah dari lokasi pada saat itu ke lokasi lain. Bisa juga memakai kata “Baranjak”, “Barangkek” atau “Pai”.

Kata-Kata Kotor Bahasa Minang Menggunakan Nama Tumbuhan

Selain nama hewan, ada juga loh di Sumatera yang menggunakan nama tumbuhan ketika sedang emosi. Hanya saja, biasanya kalimat ini digunakan ketika kesan terhadap suatu hal.

Kekesalan ini tidak terkhusus, namun berlaku secara umum, baik ketika kesal kepada seseorang, suatu peristiwa yang telah atau sedang terjadi hingga kekesalan terhadap diri sendiri.

Berikut, beberapa kata-kata kotor dalam bahasa Padang yang menggunakan nama tumbuhan yang terjadi dalam beberapa konteks berbeda :

“Oi karambia, jan mengecek juo ang lai, ndak ado nan bana nan ang sabuik tu do.”
(Woi ‘karambia’, diam lah, nggak ada yang betul yang kau sebut itu).

“Dima ang kini karambia? bayia lah utang ang, Aden paralu pilih lo kini a.”
(Dimana kamu sekarang ‘karambia’? Bayar dong utangmu, aku lagi butuh duit nih sekarang).

Keterangan :

Sejujurnya, saya sedikit sulit menjelaskan arti kata “Karambia” ini bila diaplikasikan sebagai pengungkapan kekesalan, karena jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah “Kelapa”.

Jika dipikir-pikir, tentu kata “kelapa” bukanlah kata-kata kotor, namun begitulah adanya, saya juga tidak tahu kenapa bisa begitu. Yang jelas, sering dipakai untuk menyatakan kekesalan.

Baca Juga : Percapakan Bahasa Minang Dengan Pacar

Kalimat Kasar Bahasa Minang Menggunakan Nama Penyakit

Kalimat jorok bahasa minang
Source : Artimimpiberantem.blogspot.com

Selain dengan menyebut nama hewan dan tumbuhan, orang-orang Minang juga sering menggunakan nama penyakit, seperti gila, rusak, hilang akal dan sejenisnya.

Kata-kata ini akan menjadi pelengkap dari kalimat yang ditujukan kepada seseorang, ketika orang / suatu kelompok akan, sedang atau melakukan suatu hal yang bodoh, maupun sidak sesuai dengan keinginan si pembicara.

Berikut, adalah beberapa ungkapan Kata-kata Jorok Bahasa Minang menggunakan nama penyakit :

“Oi Pakak, dari tadi den mahimbau ang lai, ndak juo tadanga dek ang doh.”
(Woi tuli, dari tadi kupanggil-panggil, kamu gak ada mendengar sedikitpun).

“Yo alah tea ang pak den mah, sajaleh itu urang manjaleh’an, ndak juo mangarati ang doh.”
(Kayaknya kamu udah benar-benar gila, sejelas itu orang menjelaskan, kamu belum juga mengerti.)

“Ba’a kok payah na ang manangkok, damam ang?”
(Kok susah banget kamu nangkapnya, kamu demam ya?).

“Jan tele bana ang jadi urang, manyumak lah saketek apo nan disampai’an urang nan mangecek.”
(Jangan terlalu kebingungan jadi orang, tolong disimak sedikit apa yang dikatakan orang ketika berbicara).

Keterangan :

Nama-nama penyakit di atas biasanya diungkapkan kepada orang yang lebih muda, atau kepada seseorang yang memang benar-benar teman dekat / sahabat.

Baca Juga : Kamus Bahasa Minang dan Terjemahannya

Kata-Kata Jorok Bahasa Minang Ketika Sangat Marah

Setiap manusia memiliki tingkat kesabaran yang berbeda-beda, namun semua orang pasti memiliki batas kesabaran. Ketika batas kesabaran habis, biasanya orang akan sangat emosi dan marah.

Ada yang akan marah melalui lisan adapula dengan tindakan. Jika melalui lisan, maka biasanya akan keluar kata-kata jorok sebagai bentuk hujatan. Lalu, bagaimana jika orang tersebut berbahasa Minang? Berikut ungkapannya :

“Woi Pantek, kamari lah kok Iyo bagak ang.”
(Woi pantek, kesini lah kalo kamu beneran berani)

“Jan mangecek se pandai ang Kalera, duel wak siko a kok iyo jantan ang.”
(Jangan bisanya cuman ngomong doang, Kalera, ayo duel kita sini kalo kamu emang beneran laki-laki).

“Amak ang, kok bagak Jan barang ang ka anak ketek, lawan den siko a”.
(Ibu mu, jangan beraninya sama anak kecil aja, sini lawan aku).

Keterangan :

Ada beberapa suku kata yang mungkin sudah sering kamu dengar, namun tidak tahu artinya, diantaranya adalah :

  • Pantek = Suku kata ini sebenarnya tidak memiliki arti, dan hanya diungkapkan ketika seseorang sedang benar-benar marah. Namun, kesannya sangat jorok dan tidak boleh diungkapkan ke sembarangan orang atau tempat. Namun di sebagian daerah, kata ini artinya adalah sebutan untuk kelamin perempuan.
  • Kalera = Sama dengan “Pantek”, kata “Kalera” juga tidak memiliki arti, dan maknanya sama dengan kata di atas.
  • Amak Ang = Nah, kalo yang ini artinya adalah “Ibu mu”, terdengar hanya ungkapan biasa, namun akan berbeda terbalik jika diungkapkan oleh orang yang sedang marah terhadap seseorang.

Baca Juga : Percakapan Perkenalan Bahasa Minang


Nah, demikianlah ulasan kali ini mengenai Kata-kata kotor bahasa Minang yang sering dipakai masyarakat Minangkabau ketika sedang emosi, bercanda atau kasus lainnya.

Jangan pernah katakan kalimat-kalimat di atas kepada orang lain yang tidak mengerti, apalagi kepada mereka yang asli orang Minang, karena sudah pasti mereka akan tersinggung nantinya.